
Merasa kewalahan dengan cepatnya perubahan teknologi, terutama dalam dunia pencarian dan SEO? Aku juga merasakannya. Sebagai seseorang yang mengikuti dunia digital marketing, aku selalu menantikan update Google I/O setiap tahun karena dari sanalah biasanya kita bisa membaca arah ke mana mesin pencari, termasuk Google, akan bergerak.
Update Google I/O 2025 yang digelar pada 20–21 Mei 2025 kembali menghadirkan sejumlah inovasi yang menurutku game changer, terutama buat kita yang hidup dari konten, trafik, dan algoritma.
Lewat tulisan ini, aku ingin berbagi pembaruan paling penting dari ajang Google I/O 2025 yang layak kita cermati bersama baik sebagai praktisi SEO, pemilik bisnis, atau siapa pun yang ingin tetap relevan di era AI. Semoga tulisan ini bisa jadi bekal, bahan diskusi, sekaligus alarm kecil untuk meninjau ulang strategi digital kita ke depan.
Update Google I/O 2025, ada apa saja?
Update Google I/O 2025 sebenarnya ada banyak, tapi aku merangkum beberapa hal yang menurut ku paling berdampak khususnya untuk kita yang berkecimpung di dunia digital, SEO, dan pemasaran. Nah, ada apa saja yang perlu kita soroti?
AI Overviews, Si Kartu As Google di Google I/O 2025
AI Overview awal di rilis bulan Oktober 2024, tentu saja bagi kamu yang bergelut di dunia konten dan SEO, kemunculan fitur AI Overviews bisa jadi terasa menantang, bahkan tidak sedikit praktisi SEO yang khawatir. Bagaimana tidak? AI Overviews kini tampil di bagian paling atas halaman pencarian, dan berpotensi menggeser klik organik yang selama ini menjadi andalan banyak bisnis digital.

Tapi apakah ini berarti SEO akan mati? Menurutku, tidak. Justru ini saatnya kita beradaptasi dan memahami peluang baru yang ditawarkan. Fitur AI Overviews telah menjangkau banyak pengguna mesin pencari Google. Diluncurkan pertama kali di Amerika Serikat, kini fitur ini diperluas ke beberapa negara, menjadikannya salah satu alat AI generatif paling luas jangkauannya di dunia.
Dengan bantuan model Gemini AI milik Google, AI Overviews kini bisa menarik data dari aplikasi Google yang terhubung, seperti Gmail, Drive, hingga Calendar, untuk menyajikan hasil pencarian yang lebih kontekstual dan personal.
Beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan:
- AI Overviews akan muncul di hampir semua pencarian informasi. Artinya, brand kamu harus mulai berpikir bagaimana konten bisa tetap relevan dan terdeteksi oleh sistem AI Google.
- Klik organik memang bisa menurun, tapi bukan berarti tak ada peluang. Konten yang informatif, kredibel, dan disusun dengan struktur yang jelas masih punya potensi besar untuk dirujuk oleh AI.
- SEO akan semakin menuntut kontekstualitas. Bukan hanya keyword, tapi juga niat pencarian (search intent) dan relevansi antar bagian dalam sebuah topik.
AI Overviews bukanlah ancaman, melainkan sinyal bahwa ekosistem pencarian sedang berevolusi. Oleh karena itu, ini waktu yang tepat untuk memperkuat strategi SEO dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan bernilai tambah bukan sekadar bermain angka.
AI Mode & Deep Search, cara baru orang berinteraksi dengan mesin pencari
Selanjutnya ada update-an AI Mode & Deep Search, AI Mode saat artikel ini ditulis belum dirilis di Indonesia. Salah satu tantangan utama para praktisi SEO dan pemilik bisnis saat kemunculan AI Mode & Deep Search ini adalah bagaimana cara kita bertahan ketika pola pencarian pengguna terus berubah. Dari awalnya keyword based, kini kita masuk ke era interaksi percakapan yang lebih natural.
Dua inovasi ini mempertegas bahwa arah pencarian masa depan akan jauh lebih intuitif dan berbasis konteks.

AI Mode memungkinkan pengguna melakukan percakapan langsung dengan AI yang ditenagai Gemini 2.5, langsung di antarmuka pencarian Google. Bayangkan kamu tidak lagi mengetikkan kata kunci seperti “kossan murah di jakarta,” melainkan cukup berkata: “Cari kossan murah dan terjangkau untuk mahasiswa di jakarta dekat Universitas Negeri Jakarta.”
Nah, AI akan memahami, menyaring informasi, dan memberikan hasil paling relevan, bahkan menyusunnya dalam laporan yang mudah dibaca lewat fitur Deep Search. Kenapa ini penting untuk diketahui marketer dan content writer? Karena perubahan ini berdampak besar terhadap cara kita membuat dan menyusun konten.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Optimasi kini harus mencerminkan cara orang berbicara, bukan hanya cara mereka mengetik. Ini berarti menyusun konten berbentuk kalimat panjang, percakapan alami, dan menjawab pertanyaan secara menyeluruh.
- Deep Search dapat mengambil konten dari berbagai sumber, merangkumnya dalam satu tampilan utuh tanpa perlu pengguna mengklik satu per satu halaman. Jika kontenmu informatif dan menjawab pertanyaan secara menyeluruh, peluang untuk disertakan dalam rangkuman Deep Search jadi lebih besar.
- Gunakan AI Mode sebagai alat bantu riset internal. Untuk kamu yang butuh insight cepat, membandingkan produk, atau merumuskan konten, AI Mode bisa mempercepat proses riset yang biasanya memakan waktu lama.
Dalam konteks update Google I/O 2025, AI Mode dan Deep Search adalah sinyal jelas bahwa pencarian akan makin terpersonalisasi dan cepat. Bukan saatnya takut dengan perubahan ini tapi justru mulai menyusun ulang strategi konten agar lebih relevan dengan cara orang berkomunikasi, bukan sekadar mencari.
AI Agents, era baru interaksi otomatis di dunia digital
Update berikutnya tentang AI Agents yang bisa merubah cara pengguna melakukan konversi yang dimana biasanya hanya melalui kunjungan langsung ke website, sekarang user bisa melakukan pembelian secara langsung.
Jadi, hadirnya AI Agents menjadi bukti bahwa Google tidak hanya ingin menyederhanakan pencarian, tapi juga menyelesaikan tugas pengguna secara otomatis dan efisien.
Melalui integrasi AI Mode, pengguna kini bisa menyerahkan tugas-tugas kompleks dan berjenjang seperti memesan tiket konser, mencari apartemen, atau reservasi restoran kepada AI tanpa perlu berpindah tab atau aplikasi. AI akan menjadi semacam concierge digital yang menyelesaikan seluruh alur transaksi hanya dalam satu permintaan.
Bagi pemilik bisnis, hal ini membuka peluang sekaligus tantangan baru. Berikut beberapa langkah penting untuk mempersiapkan diri menghadapi era AI Agents:
- Optimalkan struktur data dan markup skema (schema markup). AI membutuhkan data yang jelas, terstruktur, dan mudah diproses. Pastikan setiap halaman produk, layanan, atau kontenmu memiliki informasi yang lengkap dan sesuai standar.
- Koneksikan bisnis ke Google Merchant Center. Untuk bisnis e-commerce, ini akan menjadi jembatan penting agar produkmu bisa ditampilkan dan dieksekusi langsung melalui AI.
- Perbarui secara berkala informasi stok dan harga. Karena AI akan mengambil data secara langsung, informasi yang tidak akurat dapat merugikan reputasi dan mengganggu pengalaman pengguna.
- Siapkan sistem pelacakan konversi yang terintegrasi. Konversi melalui AI mungkin tidak langsung terlihat di dashboard analytics yang biasa. Kamu mungkin membutuhkan dashboard tambahan yang melacak AI generated conversions.
Kehadiran AI Agents dalam ekosistem Google menunjukkan bahwa Google tidak hanya ingin menjawab pertanyaan, tapi juga menyelesaikan masalah penggunanya dari awal hingga akhir.
AI Imagen 4 & Veo 3, sebagai tools kreatif
Dalam dunia pemasaran digital yang serba cepat, keterbatasan waktu dan sumber daya sering kali menjadi tantangan besar, terutama saat harus memproduksi konten visual berkualitas. Di sinilah Google I/O memperkenalkan dua alat generatif yang bisa menjadi penyelamat marketer modern yaitu AI Imagen 4 dan Veo 3.

Imagen 4 adalah versi terbaru dari alat pembuat gambar fotorealistik Google. Dengan cukup memasukkan text prompt, marketer dapat menghasilkan gambar berkualitas tinggi yang siap pakai untuk kampanye media sosial, blog, atau materi presentasi. Tidak perlu lagi menunggu sesi pemotretan atau proses desain panjang hanya untuk kebutuhan visual sederhana.
Sementara itu, Veo 3 memungkinkan pengguna membuat video berdurasi pendek dengan kualitas tinggi hanya melalui input teks. Beberapa alasan mengapa Imagen 4 dan Veo 3 dari update Google I/O ini layak dijadikan bagian dari toolkit marketer adalah efisiensi biaya, kecepatan produksi dan fleksibilitas kreatif.
Bagi bisnis kecil atau tim marketing internal yang ingin tetap kompetitif di era visual first, menguji dan memanfaatkan AI Creative Tools seperti Imagen 4 dan Veo 3 bisa menjadi langkah strategis yang signifikan.
Selain itu, praktisi SEO juga bisa memanfaatkan Imagen 4 dan Veo 3 untuk menciptakan konten visual yang mendukung optimasi halaman, meningkatkan daya tarik di SERP, dan memperpanjang waktu kunjungan pengguna di website.
AI Shopping Partner
Bagi pemilik bisnis dan praktisi SEO, salah satu tantangan terbesar adalah menyesuaikan strategi dengan perilaku konsumen yang terus berubah. Salah satunya adalah kehadiran AI Shopping Partner, fitur baru yang menjadikan AI sebagai asisten belanja virtual langsung dari hasil pencarian Google.
Tidak hanya sekadar menampilkan tautan produk, AI kini bisa mendampingi pengguna seperti layaknya staf toko yaitu memberikan saran, membantu pencarian produk, hingga menyelesaikan pembelian langsung melalui chatbot. Bahkan, dengan fitur virtual try on yang memungkinkan pengguna mengunggah foto diri, pengalaman belanja kini menjadi lebih personal dan interaktif.
Bagi brand dan ecommerce, ini berarti perluasan peran SEO. Tidak cukup lagi hanya mengandalkan kata kunci generik seperti “sepatu olahraga pria” atau “jaket musim dingin.” Sekarang, kita harus mengoptimalkan konten untuk kata kunci percakapan dan long tail, seperti:
- “Sepatu yang nyaman buat jogging di pagi hari”
- “Jaket waterproof yang cocok untuk musim hujan”
- “Baju formal wanita yang nggak bikin gerah”
Dengan perubahan besar yang dibawa oleh update Google I/O, AI Shopping Partner bukan hanya alat bantu belanja ia adalah bagian dari transformasi besar dalam dunia SEO dan ecommerce. Bisnis yang cepat beradaptasi dengan pola interaksi baru ini akan punya keunggulan kompetitif.
Siapkah bisnismu hadapi era baru SEO?
Rangkaian update Google I/O tahun ini sangat berdampak untuk SEO dan menandai perubahan besar dalam lanskap digital, khususnya bagi pelaku bisnis ecommerce dan tim marketing. Dari kehadiran AI Agents yang bisa menyederhanakan perjalanan pelanggan, hingga AI Creative Tools seperti Imagen 4 dan Veo 3 yang memungkinkan produksi konten visual lebih cepat, semua ini membuka peluang baru bagi mereka yang siap beradaptasi.
Yang terpenting, tren seperti AI Shopping Partner mengubah cara konsumen mencari dan membeli produk. Artinya strategi SEO tidak hanya tentang menargetkan keyword populer, tapi juga tentang memahami perilaku pencarian yang lebih percakapan dan personal.
Jika kamu adalah pelaku bisnis, praktisi SEO, atau tim marketing internal, saatnya meninjau ulang pendekatanmu. Perkuat fondasi teknikal website, update struktur data, dan mulai eksplorasi AI tools yang relevan.
Ingin melihat bagaimana aku menerapkan SEO Content dalam berbagai proyek sebelumnya? Silakan kunjungi halaman Experience untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengalamanku dalam dunia SEO dan content strategy.
Kalau kamu ingin diskusi lebih lanjut, kamu juga bisa langsung menghubungi saya lewat halaman Kontak. Ingat, yang bergerak cepat dan cerdas akan jadi yang terdepan.